Friday, November 1, 2013

Pemetaan Desa Kiarasari

Seperti yang telah disinggung di entry post sebelumnya mengenai kegiatan pemetaan KS Perencanaan FMSC, terdapat dua kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh KS perencanaan pada tahun 2013 ini. Pada entry sebelumnya telah diceritakan mengenai kegiatan pemetaan di Desa Pasirmadang. Kegiatan pemetaan kedua dilakukan di Desa Kiarasari, Bogor. Desa ini berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak sehingga udara di desa tersebut masih segar dan kondisi lingkungannya pun masih asri. Kegiatan pemetaan ini merupakan kegiatan kerja sama dengan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM) untuk memetakan lahan rakyat milik petani di desa ini. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 - 29 September 2013. Kegiatan ini dilakukan oleh KS Perencanaan FMSC dengan peserta yaitu, Lili, Riyma, Roby, dan Arif. Pada kegiatan pemetaan ini, pengambilan data di lapangan (proses marking) dilakukan oleh masyarakat sendiri. KS Perencanaan di sini hanya membantu mengenalkan cara penggunaan GPS dan juga menemani masyrakat dalam melakukan pemetaan, serta melakukan pengolahan data.

Kegiatan ini dimulai dari keberangkatan dari 'kantor' FMSC pukul 17.00 dengan angkot dan akses menuju desa dilanjutkan dengan menggunakan mobil jemputan yang telah disediakan oleh masyarakat desa Kiarasari. Akses jalan menuju Desa Kiarasari sangat berkelok-kelok sehingga bagi yang tidak terbiasa dengan jalanan seperti ini bisa terkena pusing dan mabuk darat. Kata salah satu warga disana, “ini adalah ciri khas Kiarasari, jalannya berkelok2. Jalanan ini sudah ada dan dibangun sejak jaman Belanda dulu”. Pada hari yang sama pula diberikan pengarahan mengenai penggunaan GPS, berupa simulasi marking dan treking.

Hari berikutnya kegiatan pemetaan dilakukan oleh masyarakat sendiri. Keingintahuan dan keinginan belajar yang tinggi dari masyarakat membuat masyarakat cepat paham dalam melakukan penggunaan GPS. Kegiatan pengambilan data di lapangan tidak berlangsung terlalu lama. Pada pukul 14.00 mahasiswa telah kembali ke kampus.

Kegiatan selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dilakukan di 'kantor' FMSC. Kegiatan pengolahan data ini dilakukan selama lima hari dan dengan menggunakan perangkat lunak yang sama dengan pemetaan pasir madang. Hasil output yang diperoleh adalah peta kepemilikan lahan oleh masing - masing petani.

Nah, berikut dokumentasi kegiatan di lapangan,






arif mukanya gak dikontrol nih hehe




antusias banget bapa bapa kita ini :)






buat refreshing dan wisata desa kiarasari oke punya loh :)

Artikel oleh: Riyma Maysa & FMSC
Dokumentasi: Riyma Maysa

0 comments:

Post a Comment