Tuesday, November 12, 2013

Fieldtrip Garut-Tasik

Belajar terbuka dengan alam memang bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi Fakultas Kehutanan. Manajemen Hutan sendiri kemarin telah melaksanakan 'gaya' baru metode belajar diluar kelas kuliah dan responsi atau praktikum, khususnya kepada angkatan 48 (semester 5). Dr. Soni Trison S.Hut M.si memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu tambahan fasilitas proses perkuliahan mahasiswa guna mengembangkan ide, gagasan, serta keterbukaan pengetahuan mahasiswa  yang lebih nyata dilapangan. Output yang dihasilkan dari program ini adalah diantaranya mahasiswa Manajemen Hutan mampu mengaplikasikan teori teori yang selama ini sudah dipelajari dalam perkuliahan. 

Kegiatan fieldtrip ini berlangsung pada tanggal 19-20 Oktober 2013 sebelum Ujian Tengah Semester berlangsung. Agenda berkaitan dengan mata kuliah yang terkait adalah Pemanenan Hutan yang diaplikasikan pada Perhutani KPH Kabupaten Garut dan KPH Tasikmalaya. Dimana disana mahasiswa mengetahui lebih 'real' proses penyadapan getah pinus (Pinus merkusii) dalam areal hutan lindung yang dikelola Perhutani KPH Garut bersama masyarakat setempat. Bagaimana pengelolaan hutan lindung secara lestari dengan memperhatikan aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budayanya. Mahasiswa juga diperlihatkan bagaimana suatu bentuk pohon dimanfaatkan hingga bernilai ekonomi tinggi hanya dengan sebatang atau lebih dari kayu kayu hasil penebangan pohon mahoni (Swietenia mahagoni) di KPH Tasikmalaya atau disebut juga tempat pengumpulan kayu. 

Selain berhubungan dengan kayu, fieldtrip Garut-Tasik ini juga, mengambil aspek sosial budaya masyarakat adat. Bagaimana sistem, atau cara mereka melestarikan hutan yang mereka miliki namun tetap dapat memenuhi kebutuhan akan barang barang hasil hutan tanpa menyebabkan kerusakan pada hutan mereka, adalah suatu kampung yang diberi nama sebagai "Kampung Naga Neglasari". Di jaman yang sudah semua hampir tersentuh teknologi ini, masih terdapat satu kampung di Jawa Barat yang tetap mempertahankan budayanya, tradisinya, dan gaya hidupnya yang benar benar tradisional tanpa campur tangan 'teknologi'.

Mahasiswa dijelaskan secara langsung oleh narasumber yang bersangkutan yang ahli dengan bidangnya. Selain itu, mahasiswa 48 juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan alumni alumni IPB yang menjabat sebagai kepala kepala pemerintahan di Kabupaten Garut. Merupakan suatu bentuk wujud nyata kepada mahasiswa tentang gambaran pekerjaan dimasa depan sekaligus sebagai motivasi terhadap diri masing masing.

"Suatu terobosan baru dari departemen, semoga kegiatan kegiatan seperti ini tetap berlangsung terus tidak hanya di taun kami saja. Banyak manfaatnya banyak ilmu yang bisa menjadi tambahan pengetahuan selain dari teori dosen dan praktikum ataupun responsi"


                                   foto bersama Adm, Asper KPH Kabupaten Garut






0 comments:

Post a Comment