“Aku menjadi bagian dari sesuatu hal kemudian
mendapatkan banyak hal dari sesuatu tersebut.”
Nampaknya
kalimat tersebut tepat dengan pengalaman yang telah didapatkan di IAAS (International Association of Students in Agricultural and Related Sciences)
oleh seorang mahasiswa di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB
angkatan 50. Ia telah bergabung dengan IAAS semenjak tingkat awal perkuliahan
di IPB, sebut saja TPB (Tingkat Persiapan Bersama) yang sekarang berubah
namanya menjadi PPKU (Program Pendidikan Kompetensi Umum).
IAAS
merupakan asosiasi mahasiswa terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu
lain yang terkait, didirikan pada tahun 1957. Sejak 58 tahun terakhir ini, IAAS
telah berkembang menjadi organisasi besar dengan 30 anggota negara dan lebih
dari 10.000 anggota aktif. Adapun IAAS di Indonesia didirikan pada tanggal 29
Desember 1992 dan IAAS di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu telah beranggotakan
lebih dari 800 anggota aktif yang tersebar menjadi delapan Lokal Komiter di
seluruh universitas negeri, seperti IAAS LC UNPAD, IAAS LC UNLAM, IAAS LC IPB, IAAS LC UGM, IAAS LC UNS, IAAS LC
UNDIP, IAAS LC UB, dan IAAS LC UNRAM. Secara umum tujuan IAAS adalah untuk
mengajak generasi muda berbagi dan bertukar pikiran tentunya mengenai pertanian
dan ilmu terkait.
Anugrah Nurman Ibrahim
(dikenal akrab dengan panggilan Uga) kelahiran Bogor, tepatnya pada tanggal 14
Desember 1994. Bagian dari pengalamannya didapatkan di IAAS mulai dari awal
bangku kuliah hingga saat ini. Salah satu hal yang terpenting dan merupakan
pengalaman yang paling berharganya
adalah saat ia terpilih sebagai delegasi IAAS tahun 2016. Terpilihnya Anugrah menjadi
delegasi tersebut melalui tahapan seleksi yang cukup panjang dalam acara IAAS World Congress, penyeleksian
tersebut kurang lebih selama empat sampai enam bulan se-Indonesia. Beberapa persyaratan awal
yang telah dipenuhi mengantarkan peserta yang lolos ke tahapan selanjutnya,
dari 15 besar yang telah terpilih seleksi selanjutnya adalah tahap wawancara,
kemudian yang lolos ada sebanyak 10 besar se-Indonesia.
Penyeleksian tak berhenti sampai tahap
wawancara saja, selanjutnya ada tahap seleksi dari pihak IAAS World Congress untuk
diambil 7 besar peserta yang pada akhirnya dinyatakan lolos sebagai delegasi
IAAS dari negara Indonesia, termasuk Anugrah di dalamnya untuk mengikuti IAAS World Congress di Netherland,
Italy, Switzerland, dan Belgium.
Keberangkatan
para delegasi dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2016 hingga kembali lagi ke
tanah air pada tanggal 27 Juli 2016. Kegiatan yang dilaksanakan di beberapa
tempat tersebut dimulai dari berbagi pengetahuan serta diskusi mengenai makanan
di masa depan, kunjungan-kunjungan seperti ke industri coklat terbesar di
Belgium maupun kunjungan ke universitas-universitas di sana, lalu adapula diskusi
untuk saling bertukar pengetahuan mengenai budaya di masing-masing negara.
Kegiatan utama dari serangkaian kegiatan yang ada tentunya adalah kegiatan dari
IAAS sendiri, yakni berupa diskusi mengenai penentuan IAAS setahun ke depan. Tidak
hanya mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut saja yang menjadi rutinitas saat di
sana tetapi juga Anugrah di dalam IAAS
World Congress menjadi salah satu inisiator untuk penyelesaian suatu
masalah mengenai pascagempa di Desa Kampani, Nepal. Salah satu bentuk solusinya
berupa pemulihan terhadap pertanian di desa tersebut.
Anugrah tentang IAAS?
“Saya ingin lagi ke sana karena banyak sekali
pembelajaran yang saya dapatkan, mulai dari perilaku mereka, kedisiplinan, dan
tertibnya mereka di dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. IAAS itu amazing sekali di dalam kehidupan kampus saya
selama ini. Selain mendapatkan keluarga baru, saya dapat terus mengembangkan
potensi yang ada di dalam diri untuk menjadi lebih baik lagi, terutama
keberanian di dalam berkomunikasi meski kita berbeda negara maupun daerah.
Terlebih lagi, perjuangan IAAS di dalam menyadarkan generasi muda terhadap
pentingnya pertanian itu kece banget.
Yaa satu semangat buat IAAS ! Think Globally, Act Locally !”, tutur Anugrah.
Tentunya
prestasi yang telah diraih oleh Anugrah tidak hanya membanggakan untuk keluarga
dan dirinya sendiri tetapi juga telah membuat harum nama Departemen Manajemen
Hutan Fakultas Kehutanan,
lebih luasnya lagi ia telah membawa nama baik almamater kampus IPB serta
Indonesia. Banyak hal di luar sana yang dapat kita perbuat untuk menjadi bagian
dari orang-orang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Tetaplah berbuat
baik dari hal yang kecil meski tak terlihat dan dilihat orang lain. Salam 165
dari penulis J
-Fima
Pahlawati-
0 comments:
Post a Comment