Monday, November 28, 2016

Anugrah Nurman Ibrahim, Mahasiswa Departemen Manajemen Hutan Terpilih sebagai Delegasi IAAS ke Eropa

Aku menjadi bagian dari sesuatu hal kemudian mendapatkan banyak hal dari sesuatu tersebut.”
Nampaknya kalimat tersebut tepat dengan pengalaman yang telah didapatkan di IAAS (International Association of  Students in Agricultural and Related Sciences) oleh seorang mahasiswa di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB angkatan 50. Ia telah bergabung dengan IAAS semenjak tingkat awal perkuliahan di IPB, sebut saja TPB (Tingkat Persiapan Bersama) yang sekarang berubah namanya menjadi PPKU (Program Pendidikan Kompetensi Umum).
IAAS merupakan asosiasi mahasiswa terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu lain yang terkait, didirikan pada tahun 1957. Sejak 58 tahun terakhir ini, IAAS telah berkembang menjadi organisasi besar dengan 30 anggota negara dan lebih dari 10.000 anggota aktif. Adapun IAAS di Indonesia didirikan pada tanggal 29 Desember 1992 dan IAAS di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu telah beranggotakan lebih dari 800 anggota aktif yang tersebar menjadi delapan Lokal Komiter di seluruh universitas negeri, seperti IAAS LC UNPAD, IAAS LC UNLAM, IAAS  LC IPB, IAAS LC UGM, IAAS LC UNS, IAAS LC UNDIP, IAAS LC UB, dan IAAS LC UNRAM. Secara umum tujuan IAAS adalah untuk mengajak generasi muda berbagi dan bertukar pikiran tentunya mengenai pertanian dan ilmu terkait.


         
Anugrah Nurman Ibrahim (dikenal akrab dengan panggilan Uga) kelahiran Bogor, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1994. Bagian dari pengalamannya didapatkan di IAAS mulai dari awal bangku kuliah hingga saat ini. Salah satu hal yang terpenting dan merupakan pengalaman yang paling berharganya adalah saat ia terpilih sebagai delegasi IAAS tahun 2016. Terpilihnya Anugrah menjadi delegasi tersebut melalui tahapan seleksi yang cukup panjang dalam acara IAAS World Congress, penyeleksian tersebut kurang lebih selama empat sampai enam bulan se-Indonesia. Beberapa persyaratan awal yang telah dipenuhi mengantarkan peserta yang lolos ke tahapan selanjutnya, dari 15 besar yang telah terpilih seleksi selanjutnya adalah tahap wawancara, kemudian yang lolos ada sebanyak 10 besar se-Indonesia. Penyeleksian tak berhenti sampai tahap wawancara saja, selanjutnya ada tahap seleksi dari pihak IAAS World Congress untuk diambil 7 besar peserta yang pada akhirnya dinyatakan lolos sebagai delegasi IAAS dari negara Indonesia, termasuk Anugrah di dalamnya untuk mengikuti IAAS World Congress di Netherland, Italy, Switzerland, dan Belgium.
Keberangkatan para delegasi dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2016 hingga kembali lagi ke tanah air pada tanggal 27 Juli 2016. Kegiatan yang dilaksanakan di beberapa tempat tersebut dimulai dari berbagi pengetahuan serta diskusi mengenai makanan di masa depan, kunjungan-kunjungan seperti ke industri coklat terbesar di Belgium maupun kunjungan ke universitas-universitas di sana, lalu adapula diskusi untuk saling bertukar pengetahuan mengenai budaya di masing-masing negara. Kegiatan utama dari serangkaian kegiatan yang ada tentunya adalah kegiatan dari IAAS sendiri, yakni berupa diskusi mengenai penentuan IAAS setahun ke depan. Tidak hanya mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut saja yang menjadi rutinitas saat di sana tetapi juga Anugrah di dalam IAAS World Congress menjadi salah satu inisiator untuk penyelesaian suatu masalah mengenai pascagempa di Desa Kampani, Nepal. Salah satu bentuk solusinya berupa pemulihan terhadap pertanian di desa tersebut.

Anugrah tentang IAAS?
“Saya ingin lagi ke sana karena banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan, mulai dari perilaku mereka, kedisiplinan, dan tertibnya mereka di dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. IAAS itu amazing sekali di dalam kehidupan kampus saya selama ini. Selain mendapatkan keluarga baru, saya dapat terus mengembangkan potensi yang ada di dalam diri untuk menjadi lebih baik lagi, terutama keberanian di dalam berkomunikasi meski kita berbeda negara maupun daerah. Terlebih lagi, perjuangan IAAS di dalam menyadarkan generasi muda terhadap pentingnya pertanian itu kece banget. Yaa satu semangat buat IAAS ! Think Globally, Act Locally !”, tutur Anugrah.
Tentunya prestasi yang telah diraih oleh Anugrah tidak hanya membanggakan untuk keluarga dan dirinya sendiri tetapi juga telah membuat harum nama Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, lebih luasnya lagi ia telah membawa nama baik almamater kampus IPB serta Indonesia. Banyak hal di luar sana yang dapat kita perbuat untuk menjadi bagian dari orang-orang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Tetaplah berbuat baik dari hal yang kecil meski tak terlihat dan dilihat orang lain. Salam 165 dari penulis J

-Fima Pahlawati-

0 comments:

Post a Comment