Eksplorasi
Hasil Hutan Bukan Kayu di Resort Rowo Bendo, Taman Nasional Alas Purwo
dilakukan untuk mengetahui potensi Cabai jawa (Piper retrofractum Vahl). Cabai jawa merupakan tumbuhan menahun,
batang dengan percabangan liar, tumbuh memanjat, melilit dengan akar lekatnya, dan panjang mencapai 10 meter.
Umumnya masyarakat memanfaatkan buah Cabai jawa untuk kebutuhan jamu racik
dan campuran jamu antara temulawak dan cabai jawa yang direbus serta dikemas
dalam kemasan botol, sehingga cabai jawa bernilai ekonomis tinggi karena banyak
pihak yang membutuhkan cabai jawa sebagai bahan baku obat-obatan.
Pendugaan
kepadatan Cabai Jawa dilakukan dengan cara membandingkan potensi cabai jawa di
zona tradisional dengan zona rimba. Inventarissai di zona rimba dilakukan
dengan metode sampling, sedangkan di zona tradisional dilakukan dengan metode
sensus dengan plot ukuran 20 m x 20 m.
Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa kerpatan individu cabai jawa yang tumbuh secara liar di zona tradisional sangat rendah, yaitu sebesar 0,1375 ind/ha. Sedankan kerapatan cabai jawa di zona rimba memiliki potensi yang cukup tinggi, yaitu 382,5 ind/ha. Peningkatan produktivitas cabai diperlukan agar masyarakat dapat memanfaatkan dan meningkatkan perkeonomian tanpa harus ke areal zona rimba Taman Nasional Alas Purwo.
0 comments:
Post a Comment