Jumat, 21 Oktober 2016 FMSC
melakukan studi banding ke salah satu universitas yang ada di Malaysia,
tepatnya Universitas Putera Malaysia. Kunjungan dilakukan di Fakulti Perhutanan
(re: Fakultas Kehutanan) yang ada di UPM. Studi Banding ini merupakan rangkaian
acara dari salah satu program kerja divisi Pengembanagan Sumber Daya Mahasiswa
himpunan profesi dari Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB,
Forest Management Students’ Club (FMSC). Studi banding ini diikuti oleh 20
orang mahasiswa aktif Depatmenen Manajemen Hutan (DMNH), serta mengikutsertakan juga dosen, pegawai staf tata usaha dari DMNH
sendiri. Kegiatan ini diketuai langsung oleh Ketua FMSC periode 2015-2016,
yaitu Priyandi Prawiro Wicahyo, mahasiswa Manajemen Hutan angkatan 50.
Kegiatan studi banding FMSC ke UPM
diawali dengan keberangkatan peserta mulai dari Kampus IPB menuju bandara
Soekarno-Hatta. Perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan menuju Kuala Lumpur
International Airport (KLIA). Setibanya di Malaysia, peserta studi banding
kemudian diarahkan dan dibawa langsung menuju lokasi kegiatan yaitu, Fakulti
Perhutanan, Universitas Putera Malayasia, Malaysia. Kegiatan ini berbentuk
sebuah diskusi antara peserta studi banding, perwakilan civitas akademik
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan berbagai akademisi dari
Fakulti Perhutanan UPM. Diskusi diawali dengan sambutan oleh pihak akademisi
Fakulti Perhutanan UPM yang kemudian diisi dengan presentasi dari pihak UPM.
Presentasi dilakukan oleh pihak dosen dan perwakilan mahasiswa Fakulti
Perhutanan UPM. Pertukaran informasi yang dilakukan dalam bentuk tanya jawab
dari mahasiswa, dosen dan staf tata usaha. Pihak dosen menjelaskan mengenai
profil kampus UPM, profil Fakulti Perhutanan UPM, proses administrasi dan
peraturan yang berlaku, serta struktur jabatan Fakulti Perhutanan UPM. Pihak
perwakilan mahasiswa Fakulti Perhutanan UPM membahas mengenai kegiatan
kemahasiswaan yang dilakukan di kampus. Acara acara yang dilakukan terkait
dengan kebersamaan, pengetahuan dan volunteering
kepada masyarakat. Hal lain yang dibahas adalah mengenai masa studi dan
perbandingan sistem kredit semester yang ada di UPM dan IPB. Selebihnya topik
yang dibahas juga ada struktur jabatan dan sekjen serta tanggung jawab
masing-masing jabatan serta bagaimana sistem pendampingan akademik yang
dilakukan pada mahasiswa. Sela diskusi diisi dengan adanya coffee break dan sholat jumat. Foto bersama dan penyerahan cindera
mata menjadi akhir dari diskusi dalam kegiatan studi banding FMSC 2016.
Berdasarkan studi banding yang
dilaksanakan di UPM yang berada di Malaysia. Hasil yang didapat yang menjadi
ciri khas tertentu UPM untuk memajukan eksistensinya di kancah dunia
pendidikan. Mahasiswa lebih menerapkan aplikasi ilmuanya dalam melakukan
kegiatannya. Terdapatkanya system kolaboratif mahasiswa dan pihak fakultas
untuk membiarkan mahasiswanya berkreatifitas sekreatifitasnya dengan batasan
kegiatan tersebut berimbas baik dan tidak menyentuh larangan dari kampus
dan berupa kegiatan yang bersangkutan
dengan industry dan politik yang menyentuh kegiatan Negara tapi tidak melangar
hukum nasional. UPM dalam satu tahun memiliki
pemohon aktifitas untuk kelulusan sebanyak 500-600 aktifitas. Skema dari
aktifitas yang UPM yaitu minggu pertama dan ketiga aktifitas dilakukan dengan canangan program yang dibuat, kemudian
di minggu kedua dan keempat dilakukan
pematangan materi oleh penilai.
Kegiatan ekternal yang yang biasa
dilakukan adalah kegiatan outdoor yang memiliki esensi agar selalu menaati SOP
yang berlaku agar patuh terhdap peraturan. Hal ini menandakan pembimbingan
mengenai mematuhi peraturan sudah di intensifkan dalam kampus sehingga mungkin
dapat diambil hipotesis bahwa kegiatan yang berbau sederhana ini menjadi
pondasi bagaimana warga Malaysia begitu patuh peraturan. Kemudian dari sisi
insurance mahasiswa yang kekurangan dana seperti halnya yang dilakukan IPB
biaya yang harus di cover pihak universitas dilihat dari tingkat kemalangan
atau kriteria pendapatan dari si keluarga mahasiswa.
Sudut pandang organisasi yang ada
dikampus beragam dan secara umumnya di fakultas kehutanan diatur oleh ikatan
mahasiswa kehutanan yang ada di internal kampus. Kebanyakan aktifitas yang
dilakukan itu yang berdampak kepada masyarakat luas dalam bentuk relawan.
Kegiatan yang menimbulkan impact ini lebih mencondong ke arah pembinan masyarakat , seperti halnya yang
dimiliki FMSC yaitu BHR. Pembinaan
tersebut mencangkup bina desa dan restorasi ekosistem yang melibatkan mahasiswa
dan masyarakat tentunya [eventual]. Kegiatan ini selalu dilaksanakan tanpa
hambatan seperti penghimbauan dari pihak organisasi karena dari mahasiswanya
sendiri memiliki motif sendiri untuk datang yang mencerminkan betapa mandirinya
orang Malaysia. Kegiatan di UPM di setiap minggunya di hari sabtu yaitu
pendidikan mahasiwa yang menjadikan
mereka seperti polisi dan tentara.
Kegiatan kegiatan majelis terkait perhutan secara
keseluruhan seperti :
1. Program mobilitas mahasiswa ke
korea : studi banding rutin.
2. Malam kehutanan: malam majelis kehutana yang merupakan acara senang
senang untuk apresiasi akademik.
3. Orientasi kemahasiswaan : dilakukan selama seminggu , awal sampai
pertengahan minggi dilaksanakan di kampus dengan naungan asrama dan diakhir
minggu ke lapang untuk dikenalkan dengan hutan dan doktrin untuk selalu menanam
pohon.
4. Penyelenggaraan pembiasan penggunaan SOP
5. Kegiatan penerapan teknis teknis yang menunjang ilmu kehutanan
seperti : penggunaan kompas, gps, dan alat lainya
6. Recycle on Wednesday berupa penyumbangan sampah dihari rabu ,dengan
skema bagi yang menyumbang akan diberikan kebaikan untuk bisa tetap tingga di
asrama.
7. Turun lapang : aksi lingkungan dan bina desa
8. Outbond dan arung jeram :
kegiatan menyenangkan untuk meningkatkan keakraban Asrama dalam UPM sepertinya
memegang peranan besar dimana dapat dilihat dipenjuru UPM terdapat banyak
asrama mahasiswa yang begitu banyak. Dari apa yang saya lihat kegiatan diluar
akademik di UPM masih terbilang normal selayaknya yang dilakukan di FMSC,
tetapi dari mahasiswa kehutana di UPM sepertinya tidak melakukan ekspedisi dan
focus menerapkan ilmunya di kegiatan kegiatan yang telah dijabarkan diatas.
Kemungkinan karena jumlah hutan yang sedikit jadi ekspedisi tidak menjadi
sebuah kemewahan bagi mahasiswa di fahutan UPM.
Setelah diskusi, peserta studi banding kemudian
meniggalkan UPM dan menghabiskan waktu dengan berkeliling dan menikmati
beberapa tempat wisata yang ada di Malaysia pada hari jumat dan diakhiri dengan
makan di sebuah restoran Thailand di kampung melayu dan beristirahat dan menginap
di salah satu hotel di Bukit Bintang. Pada
hari Minggu, 21 Oktober 2016 juga dihabiskan dengan melanjutkan
kunjungan kebeberapa destinasi wisata yang ada hingga jadwal kepulangan pada
sore hari. Menara Kembar Petronas, Kawasan Putera Jaya, Batu Cave, Lapangan
Merdeka, Toko Cokelat, Toko Cindera Mata merupakan tempat-tempat yang
dikunjungi pada kegiatan Studi Banding ini. Kegiatan ini melibatkan pemandu
wisata baik dari Indonesia maupun pemandu wisata dari Kuala Lumpur.